Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Senin, 11 Oktober 2010

Cinta, Mata Dan Air Mata Perempuan

Seorang anak laki-laki kecil bertanya pada ibunya "Mengapa ibu menangis? Apa yang membuat Ibu menangis?" Lalu ibunya menjawab "Karena aku perempuan," Mendengar hal itu, si anak tampak binggung sambil menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku tidak mengerti! Mengapa hanya perempuan yang menangis?" Sang ibu lalu memeluk anaknya dan berkata, "Kau tak akan pernah mengerti nak".

Kemudian anak laki-laki itu bertanya dalam hati,
"Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
"Apakah semua perempuan menangis tanpa alasan?"

Anak itu pun tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, dan ia tetap ingin tahu mengapa perempuan menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan bertanya, "Tuhan, mengapa perempuan sangat mudah menangis?"

Tuhan berkata:
"Ketika Aku menciptakan perempuan, ia diharuskan untuk menjadi sosok yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, cukup lembut untuk memberikan kenyamanan. Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.”

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar dimana ketika pria menyerah dalam mengasuh keluarganya, maka Ibu dengan penderitaan dan kelelahannya tak pernah mengeluh.”

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya”.

"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.”

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakitinya, tetapi kadang menguji kekuatan dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.”

"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.”

"Kau tahu, kecantikan perempuan bukanlah pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau cara ia menata rambutnya.”

"Kecantikan perempuan harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat cinta berada."

”Dan perlu diketahui bahwa ketika perempuan menangis, hal itu bukanlah senjata terampuh baginya tetapi adalah senjata terakhirnya. Ketika perempuan menangis, hal itu bukanlah kecengengan dari sebuah kelemahannya melainkan batas akhir dari kekuatannya sehingga dia tak sanggup lagi untuk berpura- pura kuat dan tak mampu lagi menahan air mata yang membendungnya."