Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Jumat, 19 November 2010

Benarkah Nenek Moyang Indonesia Adalah Bangsa Atlantis?

Hasil riset terbaru mengenai deoxyribonucleic acid atau biasa yang disebut DNA tentang asal-usul manusia Asia menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan sumber geografis utama dari populasi di Asia yang kemudian menyebar ke utara. Hasil riset tersebut telah dirilis di jurnal Science pada 10 Desember 2009 berjudul “Mapping Human Genetic Diversity in Asia”. Hasil penemuan tersebut akhirnya membantah teori sebelumnya yang menyebut bahwa ada jalur majemuk migrasi nenek moyang bangsa Asia, yakni melalui jalur utara dan jalur selatan, serta membantah bahwa bangsa Asia Tenggara yang berbahasa Austronesia berasal dari Taiwan. Sehingga perlu adanya perbaikan catatan sejarah dimana bila diteliti dari hasil riset tersebut yaitu seharusnya nenek moyang bangsa Asia berasal dari Asia Tenggara.

Hasil riset tersebut hampir mirip dengan hasil pemikiran Prof. Santos yang menganggap Indonesia adalah Atlantis yang sebenarnya. Prof. Santos dalam bukunya yang berjudul “Atlantis The Lost Continents Finally Found” menyebutkan bahwa ketika jaman es berakhir, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dari paparan sunda dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika. Pada saat buku tersebut diterbitkan (2005) banyak ilmuan yang menolak hasil pemikiran dan penelitian Prof. Santos selama 29 tahun yang menyangkut migrasi penduduk Atlantis karena dianggap tidak sesuai dengan catatan sejarah yang telah dituliskan sebelumnya.

Bila dilihat dalam catatan Plato mengenai ciri-ciri geografis Atlantis juga hampir mirip dengan Indonesia, walaupun perlu adanya temuan relief atau benda-benda sejarah untuk lebih memastikannya. Sampai saat ini belum ada temuan sejarah yang dapat mengarahkan dimanakah letak Atlantis. Keberadaan Atlantis hanya berasal dari catatan Plato dan bisa d interpretasikan di manapun di seluruh dunia bila dikaitkan satu dengan yang lainnya.

Keterkaitan antara Indonesia dan Atlantis dapat dilihat dalam catatan Plato (Critias & Timaeus). Melalui catatan tersebutlah awal permulaan polemik tentang keberadaan Atlantis. Berikut adalah gambaran kharakteristik Atlantis yang diduga mirip dengan kharakteristik Indonesia :

1. Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan yang mampu menampung pasukan dalam jumlah besar (Critias).

2. Tanah ini juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persedian yang melimpah disemua tempat (Cristias).

3. Orichalcum (Tembaga dan Kuningan) bisa digali dibanyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang dan cukup banyak persedian untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar yang hidup di sungai ataupun darat yang hidup di gunung ataupun daratan. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah.(Cristias).

4. Kekuatan ini datang dari samudra Atlantik. Pada masa itu, samudra Atlantik dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak dihadapan selat yang disebut pilar-pilar hercules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia kecil dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk menuju pulau-pulau lain di sekitarnya. Dari pulau-pulau itulah dapat menuju ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik. Laut yang ada di dalam pilar-pilar Hercules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk yang sempit, namun laut yang berada di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut sebagai benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain di sekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya. (Timaeus).

5. Di tengah tengah pulau itu ada sebuah daratan yang dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur (Cristias).

6. Banyak air bah yang telah terjadi selama 9000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi dan selama itu juga terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata.

7. Hanya dalam waktu semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah.” (Critias)

8. “Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon kemudian membuat dua mata air di tengah-tengah pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam makanan muncul dari tanah yang subur.” (Critias)

9. Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti yang telah di jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain. (Critias)

Sembilan catatan Plato yang dapat diinterpretasikan hampir mirip dengan kharakteristik Indonesia. Plato juga menyatakan tanah Atlantis adalah tanah yang subur yang diberi curah hujan tinggi sehingga mampu mencukupi kebutuhan hidup mahluk yang tinggal didalamnya mirip seperti daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Dari catatan tersebut juga menyebutkan bahwa penduduk bangsa Atlantis cukup besar di jaman-nya sehingga mampu membangun kekuatan militer yang besar. Tiga negara berpenduduk padat saat ini berada di India, China dan Indonesia. Ke tiga negara tersebut oleh Prof. Santos disebut sebagai wilayah kekuasaan Atlantis.

Atlantis merupakan negara yang kaya mineral khususnya orichalcum (tembaga dan kuningan) dan tidak hanya tanah Atlantis yang subur sehingga memiliki jumlah kayu dan tumbuhan yang berlimpah seperti hutan serta hewan bahkan dia juga menyebutkan hewan gajah. Hanya di negara beriklim tropis seperti Asia selatan, Asia Tenggara dan Amerika Selatan yang memiliki hutan yang lebat seperti hutan hujan tropis yang memiliki jumlah kayu yang banyak. Negara beriklim tropis di mana hewan gajah berada di kawasan hutan India dan Indonesia. Dimana Indonesia adalah penghasil tembaga terbesar ke tiga di dunia.

Pada catatan Timeus disebutkan bahwa Atlantis adalah negara kepulauan dimana kekuasaan Atlantis seluas Libya ditambah asia kecil. Negara Atlantis berada disebuah pulau yang menguasai pulau-pulau lain dan sebagian benua. Jadi dapat disimpulkan bahwa bukan pulau yang ditempati negara Atlantis yang luas tetapi merupakan luas kekuasaannya seperti halnya Majapahit pada abad ke 13. Majapahit dijamannya hanya seluas Jawa Timur ditambah Jawa Tengah dan Madura tetapi kerajaan-kerajaan yang tunduk di bawah kekuasaan majapahit bila digabungkan sebesar nusantara ditambah Malaysia, Filipina dan Tthailand.

Hasil gambaran jaman es ketika paparan sunda belum tenggelam, masih menunjukkan area yang patut di duga negara Atlantis berupa benua Asia yang berbatasan dengan pulau-pulau besar seperti Sulawesi, gabungan Irian ditambah Australia serta kepulauan Filipina. Gambaran geografis tersebut menunjukkan bahwa di area itu merupakan geografis kepulauan.

Plato menyebutkan Athena berperang dengan raja-raja Atlantis. Hal ini menunjukkan adanya gabungan dari beberapa kerajaan yang berperang dengan Athena. Perang yang terjadi antara Athena dengan raja-raja Atlantis adanya kemiripan dengan perang Troya yang kemudian memunculkan legenda kuda Troya. Dimana kerajaan Troya berperang melawan gabungan kerajaan-kerajaan di Yunani dengan menggunakan satu bendera, maka ada kemungkinan Athena pada masa itu berada dalam suasana akan diserang oleh kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam bendera ATLANTIS

Atlantis hancur disebabkan oleh bencana, dimana bila dikaji melalui catatan tersebut adalah hujan lebat diiringi gempa bumi dengan munculnya air bah. Kejadian tersebut mirip dengan catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa dimana ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara yang menggoncangan bumi dengan sangat menakutkan akibat kegelapan total, petir dan kilat yang kemudian diiringi dengan badai angin dan hujan yang mengerikan dapat menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula yang dapat menenggelamkannya dan memisahkan pulau Jawa dengan pulau Sumatera.

Tulisan mengenai letusan gunung krakatau purba berasal dari abad ke empat, tetapi apakah tulisan ini dapat menggambarkan kejadian abad ke empat atau menceritakan kejadian masa lampau yang telah lama terjadi? Bagaimana pulau Sumatera dan pulau Jawa dapat terpisah?

Letusan gunung Krakatau juga pernah terjadi pada jaman es. Diduga letusan krakatau menjadi faktor penyebab berakhirnya jaman es ditambah dengan letusan gunung Toba pada abad ke 6 SM. Berakhirnya era Atlantis menurut Plato disebabkan oleh bencana yang terjadi setelah 9000 tahun berdasarkan kalender Mesir yaitu pada tahun ke 6 SM. Apakah tulisan jawa kuno juga menceritakan mengenai terpisahnya Jawa dan Sumatera?

Paparan sunda dan selat sunda yang masih berupa daratan tenggelam pada masa berakhirnya jaman es. Pada masa itu, Jawa, Sumatera, semanjung Malaysia dan Kalimantan masih tergabung dalam benua asia yang disebut paparan sunda, sedangkan Irian dan Auatralia menjadi satu daratan.

Banyak sejarahwan yang masih meragukan keberadaan Atlantis di kawasan Paparan Sunda karena tidak banyak bukti sejarah seperti artefak, bangunan dan bukti fisik lainnya yang menunjukkan bahwa peradaban di Asia Tenggara pernah begitu maju pada jamannya. Dimana Atlantis itu paparan Sunda yang tenggelam, hal ini menunjukkan adanya bukti-bukti sejarah yang ikut tenggelam dan apabila dilakukan pencarian di daratan yang masih tersisa, maka yang ditemukan hanyalah peradaban yang berkembang setelahnya, karena itu banyak peradaban berkembang di dunia berada di area yang berada didekat pesisir atau sungai yang letaknya tidak jauh dari pantai atau pun sungai. Sedangkan area pesisir itu sekarang menjadi lautan yang lebih dikenal dengan sebutan Laut Jawa. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dilakukan penelitian di laut jawa yang berada di paparan sunda.

Dengan minimnya bukti sejarah berupa artefak, bangunan dan bukti fisik kemiripan Atlantis dengan Indonesia membuat banyak orang yang tidak mempercayai dan masyarakat dari sisa daratan paparan sunda yang tidak tenggelam seperti Jawa, Sumatera, Semenanjung Melayu dan Kalimantan menunjukkan bercirikan agraris. Hal ini bertolak belakang dengan lagu yang berjudul “nenek moyang ku seorang pelaut” dan relief kapal candi borobudur, bahkan buku “Penjelajah Bahari” serta “Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika”, karya Robert Dick-Read, terbitan Mizan tahun 2008 yang dapat membuktikan bahwa arkeologis tentang peranan pelaut Indonesia kuno dalam memajukan perdagangan dunia pada 4000 tahun lalu.

Jejak pelaut Indonesia terekam dalam kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12 yaitu Sesoteris III. Melalui data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading yang berasal dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di daerah Efrat tengah.

Pada masa 1.700 SM cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Dengan ditemukannya sisa-sisa kambing di situs pemukiman Pulau Timor menjadi bukti perdagangan pelaut Austronesia dengan Timur tengah dan kemungkinan kuat menggunakan kano atau perahu untuk pengangkutannya. Dimana pelaut-pelaut nusantara telah lama mengarungi lautan dan menemukan pulau-pulau eksotis, seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar, madagaskar, tanjung harapan jauh sebelum bangsa Arab ataupun Shirazi. Bahkan orang Jawa terkenal dengan kapal besar atau bahtera dengan bobot 1000 ton yang sebut jung. Jung adalah jenis kapal yang setelah Belanda memonopoli perdagangan dan melakukan penjajahan,

Kapal jung ini menjadi dekap kagum bangsa portugis karena kapal kapal jung bangsa Jawa yang lebih besar dari pada kapal laut laut terbesar mereka. Pada masa keemasan Sriwajaya, ada pengangkutan emas dari Afrika ke Sumatera yang dikenal dengan nama SwarnaDwipa. Dimana pelaut Indonesia juga berhubungan erat dengan kerajaan Romawi dan Yunani Kuno yang kemudian menimbulkan sebuah pertanyaan ganjil seperti mengapa rempah-rempah berupa kayu manis (cassia) atau Cinnamon dan lada bisa sampai ke Mediterania setelah pemindahan muatan di Horn of Africa? Robert Dick-Read menulis dalam bukunya dimana bangsa ini menjadi bekas bangsa pelaut karena politik penjajahan bangsa Belanda yang telah memonopoli perdagangan dimana Belanda hanya memperbolehkan pengangkutan hasil bumi menggunakan hanya kapal Belanda.

Hal ini bukan merupakan fakta sejarah mengenai keberadaan bangsa Atlantis di paparan sunda. Melainkan hanya mengaitkan catatan Plato dengan kharakteristik dan apa yang di ketahui rakyat mengenai sejarah bangsa ini. Banyak buku yang terbit mengenai ATLANTIS yang berasal dari kajian para pemikir terhadap catatan Plato.

Bukti-bukti fisik yang ditemukan untuk mengungkapkan hubungan Atlantis dengan Indonesia masih menjadi perdebatan di dunia. Keberadaannya banyak di klaim di berbagai tempat di dunia dan biarkan waktu yang menjawab dimana keberadaannya, kalaupun benar nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Atlantis maka kita patut bangga karena kita terlahir dari sebuah bangsa yang besar. Dan sudah sepatutnya kita untuk memajukan bangsa kita.